Selasa, 22 Februari 2011

Pengertian Dan Istilah Dari Demokrasi


Bahasa Indonesia,dijelaskan bahwa pngertian Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Demokrasi adalah bentuk politik pemerintahan di mana kekuasaan pemerintahan berasal dari rakyat, oleh konsensus (demokrasi konsensus), dengan referendum langsung (demokrasi langsung), atau melalui wakil-wakil terpilih dari rakyat (demokrasi perwakilan).
istilah berasal dari bahasa Yunani: δημοκρατία - "pemerintahan rakyat" (dēmokratía),
yang diciptakan dari δμος (demo) "orang" dan κράτος (Kratos) "kekuatan", di pertengahan abad ke-5-4 SM untuk menunjukkan sistem politik maka yang ada di beberapa negara-kota Yunani, terutama Athena setelah pemberontakan populer di 508 SM. Meskipun tidak ada definisi, khusus diterima secara universal, 'demokrasi' kesetaraan dan kebebasan memiliki telah diidentifikasi sebagai karakteristik penting demokrasi sejak zaman kuno.
Prinsip-prinsip ini tercermin dalam semua warga negara yang sama di depan hukum dan memiliki akses yang sama terhadap kekuasaan. Sebagai contoh, dalam demokrasi perwakilan, suara setiap bobot yang sama, tidak ada pembatasan dapat diterapkan kepada siapapun yang ingin menjadi perwakilan, dan kebebasan warganya dijamin oleh hak dilegitimasi dan kebebasan yang pada umumnya dilindungi oleh konstitusi.

Demokrasi merupakan bentuk atau mekanisme system pemerintahan suatu negar sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat(kekuasaan warganegara) atas Negara untuk di jalankan oleh pemerintahan Negara tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik Negara (eksekutif,yudikatif dan legislative) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga Negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independen ketiga jenis lembaga Negara ini di perlukan agar ketiga lembaga Negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks dan balance.
Ada beberapa jenis demokrasi, beberapa di antaranya memberikan keterwakilan yang lebih baik dan kebebasan lebih untuk warga mereka daripada yang lain
Namun, jika setiap demokrasi tidak hati-hati undangkan -. Melalui penggunaan saldo - untuk menghindari distribusi yang tidak merata kekuasaan politik, seperti pemisahan kekuasaan, maka cabang dari sistem pemerintahan dapat mengakumulasi kekuasaan, sehingga menjadi tidak demokratis.

The "kekuasaan mayoritas" sering digambarkan sebagai fitur karakteristik dari demokrasi, tetapi tanpa perlindungan pemerintahan atau konstitusional kebebasan individu, sangat mungkin bagi individu minoritas akan tertindas oleh "tirani mayoritas". Sebuah proses penting dalam demokrasi perwakilan adalah pemilihan kompetitif yang adil baik secara substansial dan prosedural Selain itu,. Kebebasan ekspresi politik, kebebasan berbicara, dan kebebasan pers sangat penting sehingga masyarakat diinformasikan dan mampu memilih kepentingan pribadi mereka.

kedaulatan Populer adalah umum tetapi bukan subjek memotivasi universal untuk membangun demokrasi.
Di beberapa negara, demokrasi didasarkan pada prinsip filosofis hak yang sama. Banyak orang menggunakan "demokrasi" sebagai singkatan untuk demokrasi liberal, yang dapat mencakup unsur-unsur tambahan seperti pluralisme politik; kesetaraan di hadapan hukum, hak untuk permohonan pejabat terpilih untuk ganti rugi, proses akibat adanya kebebasan sipil, hak asasi manusia; dan elemen masyarakat sipil di luar pemerintah.

Di Amerika Serikat, pemisahan kekuasaan sering disebut sebagai atribut pendukung, tetapi di negara-negara lain, seperti Inggris, filsafat dominan adalah kedaulatan parlemen (meskipun dalam praktek independensi peradilan umumnya dipertahankan). Dalam kasus lain, "demokrasi" adalah digunakan untuk berarti demokrasi langsung. Meskipun "demokrasi" istilah biasanya digunakan dalam konteks politik negara, prinsip-prinsip yang berlaku bagi organisasi swasta dan kelompok lainnya juga.

Demokrasi memiliki asal-usul di Yunani Kuno Namun. Kebudayaan lain secara signifikan berkontribusi pada evolusi demokrasi seperti Romawi Kuno,Eropa,dan Amerika Utara dan Selatan.Konsep demokrasi perwakilan muncul sebagian besar dari ide-ide dan lembaga-lembaga yang berkembang selama abad pertengahan Eropa dan Abad Pencerahan dan di Amerika dan Revolusi Prancis Demokrasi. disebut sebagai "bentuk terakhir dari pemerintah" dan telah menyebar jauh di seluruh dunia.Hak untuk memilih telah diperluas dalam Yurisdiksi banyak dari waktu ke waktu dari kelompok yang relatif sempit (seperti laki-laki kaya dari kelompok etnis tertentu), dengan Selandia Baru bangsa pertama untuk memberikan hak pilih universal untuk semua warga negaranya pada tahun 1893.


KEBURUKAN SISTEM DEMOKRASI
Masyarakat moden yang kononnya berjiwa liberal, bebas tanpa batasan, berpendidikan tinggi dalam zaman langit terbuka, sudah faham segala-galanya tentang dunia sering mengagung-agungkan demokrasi sebagai sistem terbaik untuk kesejahteraan sejagat, ideologi pentadbiran dan pemerintahan yang dikatakan ideal, adil lagi saksama. Tetapi jika dikaji sedalam-dalamnya sehingga ke akar-umbi, demokrasi adalah sistem ciptaan Yahudi yang membolehkan manusia yang buruk akhlak naik memegang tampuk kepimpinan dan kekuasaan. Kerana ia berdasarkan suara dan sokongan ramai, kononnya suara ramailah yang terbaik dalam menentukan hal tujuan pentabiran dan pemerintahan sesuatu masyarakat ataupun negara.

Kajilah sejarah dengan akal dan mata-hati yang terbuka. Read between the lines, baca apa yang tersirat, jangan sekata baca membabi-buta lalu percaya semuanya yang disuka tanpa ditimbang dengan sokongan Al Quran dan Hadis. Baca dengan hati yang terang supaya dapat mengenal kepalsuan yang diwar-warkan melalui kurikulum-kurikulum segala macam ilmu termasuk perspektif sejarah yang sebenarnya membodohkan. Sistem demokrasi dihalalkan sebagai prinsip ideal pentadbiran Yunani dahulukala yang berjaya menerbitkan masyarakat bertamadun tinggi lagi saksama. Betulkah ini atau tamadun ini gilang-gemilang kerana wujudnya prinsip Tauhid dari Syariat-syariat para Nabi terdahulu yang dipraktikkan mereka?

Walaupun Barat sering menawar-nawarkan mereka sebagai penyembah berhala, apakah tidak mungkin ini cuma kepercayaaan masyarakat kebanyakan atau segelintir rakyat sahaja sedangkan mereka, terutama golongan pemikir dan cendekiawan yang ikhlas lebih dekat kepada ajaran pemikir besar Yunani, Plato yang kalau dikaji secara mendalam mendekati ajaran Tasawuf yang mengEsakan Allah dalam maknanya yang hakiki?


Keburukan- Keburukan Demokrasi

Oleh : Abu Zahra Kusnanto bin Kusnun bin Abdul Hamid

  1. Pendukungnya sedikit dan Penentangnya Banyak.
  2. Semua rakyat disuruh memilih pemimpin termasuklah orang tua yang sudah uzur, orang buta, orang jahil, orang jahat,  perempuan dan orang-orang yang tidak tahu-menahu mengenai pemimpin dan kepemimpinan. Orang-orang seperti itu turut menentukan corak kepemimpinan negara. Saya yakin, di sebagian negara (yang tidak berpendidikan) 95% dari pemilih yang memilih itu tidak tahu-menahu tentang dasar pemerintahan partai yang didukungnya. Apakah keputusan mereka menjamin kebaikan dalam pemerintahan? Kalaulah satu partai itu menang hasil dukungan orang-orang jahil itu, apakah partai itu dapat berbangga? Padahal yang menentangnya adalah dari kalangan  cerdik pandai yang dapat menilai sekalipun jumlahnya minoritas.
  3. Hari ini bermacam-macam golongan manusia yang turut memilih. Golongan peniaga, petani, buruh, nelayan, cendekiawan, budayawan, seniman, artis, olah ragawan, pegawai-pegawai dan lain-lain yang datangnya  dari berbagai bangsa dan kaum minoritas. Masing-masing golongan mempunyai niat masing-masing. Mereka memilih satu partai bukan karena menyokong dasar partai itu. Tetapi karena marah pada partai lawan.
  4. “Orang baik, tidak pernah mencalonkan diri. Kenaikan mereka adalah karena ditonjolkan oleh orang lain melalui cara yang bersih”. Yaitu melalui ahlul halli wal ‘aqdi. Lagi pula mana boleh orang-orang baik yang menang kalau mayoritas rakyat yang memilih jahat-jahat belaka?
  5. Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin cuma dinilai pada pandai berkampanye, pandai berbicara dan pandai membicarakan kejelekan orang lain saja. Sedangkan memimpin itu bukannya untuk berbicara atau mengejek orang saja. ( Definisi Pemimpin terlampir)
  6. Bila orang itu mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin sementara rakyat belum yakin dengan kebolehannya, karena belum terbukti bahwa ia adalah pemimpin, maka ia mesti berlakon menjadi pemimpin. Ia akan mengangkat-angkat diri dan membuat janji-janji manis yang tidak ada jaminan untuk dilaksanakan. Ia juga mesti menghina pihak lawan yang menentang pencalonannya. Karena takut kalah, demi mendapatkan suara, kerja-kerja kampanye dan membeli suara terpaksa dilakukan. Perebutan sengit itu tidak mungkin selamat dari riya’, ujub, sombong, benci, dendam, marah, tipu, berpura-pura, hasad dengki, menyebut-nyebut janji muluk yang palsu dan mazmumah lain. Ia juga akan memfitnah, mencerca, mengejek dan lain-lain.Alangkah kotornya jalan itu. Alangkah bahaya dan jahatnya. Orang Barat pun mengakui dengan ungkapan Politic is a dirty game. Yang kalah akan merasa terhina dan yang menang membusung dada. Rasa sengketa tidak akan terkikis dari jiwa-jiwa mereka. Kepemimpinan seperti itu mustahil akan dapat mewujudkan perpaduan yang murni dan kerja sama yang baik. Sepanjang masa, pemimpin akan merasakan pimpinannya senantiasa ditentang dan kedudukannya terancam. Lalu dia akan senantiasa mencari jalan untuk mempertahankan kedudukan. Tugas kepemimpinan sudah menjadi barang yang diperebutkan untuk kepentingan pribadi dan duniawi semata-mata.
  7. Untuk mempertahankan kursi yang dibeli tadi, pemimpin juga sanggup membuat apa saja sekalipun menindas,  menipu, mengancam dan menghukum. Pihak lawan akan dianaktirikan dan pendukung terpaksa dijaga hatinya. Kehendak pendukung mesti ditunaikan sekalipun hati nurani tidak setuju. Artinya rakyat yang menentukan corak pemerintahan. Pemimpin ikut saja. Pemimpin dididik oleh rakyat. Maklumlah dia wakil rakyat dan bukan wakil ALLAH.
  8. Pemerintah yang naik melalui suatu partai politik pasti tidak selamat dari sentimen kepartaian. Yakni  akan mengutamakan orang-orang partainya dengan menganaktirikan rakyat yang lain, yang tidak separtai dengannya. Sudah tentu golongan-golongan lain tidak puas. Keadilan dan perpaduan sebenarnya tidak dapat ditegakkan selama-lamanya.Hal ini terbukti dalam pengalaman kita yang sudah sekian lama hidup dalam negara yang mengamalkan demokrasi Barat ini. Partai pemerintah belum terbukti dapat membuat semua atau mayoritas rakyat mengakui dan membantu dasar yang diperjuangkan. Sedangkan dalam pemerintahan Islam, orang bukan Islam pun terima dan bekerja sama menjayakan kemajuan.
  9. Biasanya pemimpin atau pemerintah yang ditunjuk oleh jari ini, mereka tidak dicintai dengan kasih murni dari hati. Kasih rakyat pada mereka kalaupun ada adalah karena kepentingan-kepentingan jabatan, gaji atau subsidi yang diharapkan. Ketaatan yang diberikan, hanya di depannya saja. Sedangkan di belakang mereka, rakyat menipu dan durhaka.Sebab itu pemimpin tersebut, kalau berbuat salah walaupun secara tidak sengaja mereka akan dicaci maki dan dijatuhkan. Rakyat mudah melupakannya apalagi kalau sudah tidak berkuasa. Baru saja pensiun, hidup mereka sudah  terbuang, tersisih dan terhina. Bila mereka mati langsung dilupakan orang. Maqamnya tidak diziarahi. Padahal pemimpin-pemimpin Islam, maqamnya diziarahi walaupun sudah beribu tahun. Kalau seperti itulah  demokrasi Barat, untuk apa lagi dipertahankan dan diperjuangkan? Kalau sudah nyata kotor, buruk dan jahat, mengapa diikuti? Tidakkah yang menerimanya itu artinya memiliki sifat yang sama juga?
  10. Satu lagi keburukan demokrasi adalah memungkinkan dilantiknya musuh untuk menjadi pemimpin. Yakni musuh melobi untuk menjadi calon. Karena pandainya berkampanye, dia menang untuk menjadi pemimpin kepada rakyat
  11. Di satu kawasan yang mayoritas orangnya jahat, maka wakil yang naik atas suara mayoritas itu pun biasanya orang jahat. Kalaupun orang baik menjadi calon di sana, pasti kalah.



CONTOH DEMOKRASI DI INDONESIA
Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menerima anugerah medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar perjalanan demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditujukan kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim, demokrasi akan memicu ekstrimisme dan radikalisme politik di Indonesia.
Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama. Dan terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuah negara demokrasi terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan sangat sukses.
Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat mengakibatkan perpecahan.


Sementara itu, mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang turut hadir menyebutkan bahwa demokrasi telah berjalan baik di Indonesia dan hal itu telah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi. Hal ini juga membuat Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia yang telah berhasil menerapkan demokrasi. Dia juga berharap agar perkembangan ekonomi juga makin meyakinkan sehingga demokrasi bisa disandingkan dengan kesuksesan pembangunan. Hal tersebut tentunya bisa terjadi bila demokrasi dapat mencegah korupsi dan penumpukan kekayaan hanya pada elit tertentu.
Demokrasi, menurut Anwar Ibrahim, adalah pemberian kebebasan kepada warga negara, sedangkan kegagalan atau keberhasilan ekonomi menyangkut sistem yang diterapkan.
 Sumber:
http://www.republika.co.id/
http://www.detiknews.com/
http://www.antara.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar